Finally, Love Myself

Diary 12/30/2019


Related image
pinterest
Sejak masih SMA, banyak sekali resolusi akhir tahun yang kutuliskan untuk mengubah diriku yang penuh dengan kekurangan ini untuk menjadi orang yang lebih sempurna di tahun ke depannya. Aku tak tahu banyak hal dulu. Dari dulu yang kupelajari di luar sana adalah orang-orang berpenampilan menarik dan memiliki kekayaan berlimpahlah yang menjadikan seseorang sempurna. Apalagi hal ini ditambah dengan keinginan papa mamaku yang ingin tinggal di rumah yang lebih bagus dan tinggal di lingkungan yang lebih nyaman yang mana hanya bisa didapatkan bila kita sekaya seperti orang-orang di televisi.


Masa SMA kupenuhi dengan menyusun  life plan sesempurna mungkin menjadikanku merasa bahwa masa remaja hanya untuk membuang waktu. Akhirnya kebanyakan dari weekend-ku hanya berisi dengan self-development yang akhirnya membuat masa kelas 2 SMA stres berat. Masa-masa penuh dengan stres kujalani tanpa sadar hingga kelas 3 SMA, saat setelah Ujian Nasional.

Pada suatu kesempatan, aku mendaftarkan diri untuk masuk perguruan tinggi lewat jalur undangan. Singkat cerita aku diterima di Universitas Gadjah Mada dengan jurusan teknik nuklir yang tidak pernah terpikirkan diriku sebelumnya. Karena aku tidak pernah tahu aku akan jadi apa bila masuk situ. Tapi aku rasa Tuhan suka memberikan  kejutan. Namun dari sinilah aku belajar banyak tentang bagaimana mencintai diriku apa adanya.
Aku bertemu teman-teman baru dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dari teman-temanku inilah aku juga belajar banyak hal.
"Pertemanan ternyata hal yang sangat berharga." 
Saat itu aku sedang sakit demam yang membuatku pusing tujuh keliling. Ditambah lagi hari itu jadwal kuliah padat merayap, dari pagi sampai sore.Teman-temanku benar-benar khawatir. Saat itu Beatrix meminta jaket dengan yang lain supaya aku tidak kedinginan, memang AC di kelasku benar-benar membuatku ingin jadi es krim saja. Saat sudah selesai kelas, temanku bernama Rendi tanpa basa-basi mau mengantarkanku beli obat ini itu, menemani makan bubur, dan akhirnya mengantarkanku pulang dengan selamat. 

Kalau saja aku masih seperti dulu, egois dan tidak mau membuka diri, mungkin saja tidak ada yang peduli jika aku sakit seperti itu. Sebenarnya aku juga takut bila mereka tidak mau berteman dengaku karena kekurangan-kekuranganku. Namun ternyata dari ketulusan mereka, aku sadar bahwa aku tidak perlu menjadi yang paling rupawan atau yang paling pintar. Aku hanya perlu menjadi diriku sendiri. 

New Year's Resolution


  • Be happy
  • Enjoy life my life more than before
  • Spend more memorable events with friends

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dinamika Politik Kampus

Peradaban Nuklir di Indonesia

Buku Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2020